Monday 23 July 2012

Welcome home - Sucks!

Oh Tuhan.. Saya sangat lelah.. I'm so weak.. Sleepless, jet lag, lapar, dehidrasi.. Dan saya mengalami pengalaman yang ngga akan pernah saya lupain seumur hidup saya. Its really sucks!!
Saya sudah di indonesia.. Ketika menulis ini tepatnya saya dalam perjalanan memakai bis damri menuju terminal 2 bandara Soekarno-hatta dari terminal 4! Loh?? Dimana terminal 4? Untuk orang awam, mungkin bertanya2, terminal 4 itu dimana?dan terminal apa? Kedatangan kah, atau keberangkatan menuju bulan atau mungkin dunia lain. Dan mungkin and juga bertanya mengapa saya bisa nyasar di terminal 4?
Terminal 4 ini jauh sekali jaraknya dari terminal yang lainnya, terminal untuk para TKI yang baru tiba di tanah air, yang kebanyakan dari mereka TKW! Sebenarnya kedatangan tetap di terminal 2, namun.. Fwuuuh.. Cerita yang menyeramkan, lucu, menyebalkan, sucks!! Dan ini juga menunjukan bagaimana apresiasi terhadap pahlawan devisa, khususnya wanita. Mungkin tujuannya baik, namun dengan banyaknya oknum para BNP2TKI, sangat menyebalkan menurut saya.

Begini cerita saya..

Pukul 02.40 waktu Abu dhabi, Pesawat Etihad yang saya tumpangi take off menuju Jakarta. Perjalanan ditempuh sekitar 8 jam 30 menit. Saya sampai di Jakarta sekitar pukul 2 siang waktu Indo. Setelah cek imigrasi dan mengambil bagasi, saya baru saja mau berjalan melalui pintu bea cukai, ketika seorang petugas menyakan saya " apakah anda TKI? Saya mengangguk, tentu saya bekerja di Abu dhabi. Tapi.. Saya tidak mengerti, mengapa TKI selalu identik dengan buruh kasar, pembantu rumah tangga, dan pekerjaan non professional lainnya. Saya sama sekali tidak menyangka akan digiring bersama dengan para TKI lainnya,tepatnya para TKW. Petugas tersebut menunjuk jalur lain, disebelah kanan saya. Saya kira, saya akan keluar di terminal 2 kedatangan, seperti yang lainnnya. namun berbeda jalur. Dan ternyata.. Oowwoooow! Ketika saya keluar pintu terminal.Sudah ada Bus Damri yang tengah menanti, puluhan TKW sudah duduk di dalamnya, sementara koper2 berjejer diatas troli menunggu bus penuh dengan para TKW. Saya sempat bertanya pada petugas yg ada disitu, apa ini jalan keluar yg benar. Dan dia mengiyakan, jika ini untuk para TKI. Saya masuk bis, tempat duduknya memanjang saling berhadapan. Dengan membawa,tas punggung, 1 tas tangan ( isi dari koper saya yang overweight) 1 plastik jinjing yang berisi 2 botol vodka pesanan teman saya, yg saya beli di duty free. Fwuuh, karena lemas, semua jadi terasa berat, belum lagi ribet bawa bantal biru kesayangan ( my fault :( )
Saya duduk diantara para ibu2 pahlawan devisa itu. Sebelah kiri saya orang indramayu, sebelah kanan saya orang cibeber, bandung, juga para tkw lainnya dari berbagai daerah duduk berjejer di depan saya. Koper mulai dimasukan oleh petugas porter. Ya! Koper mereka dibanting sana sini, disusun alakadarnya. Kalau saya pikir, sangat melebihi kapasitas. Kami yang duduk agak belakang dihimpit tas2 besar dan kardus barang bawaan para TKW. Saya hanya menghela nafas panjang, merasakan detak jantung saya yang tidak menentu. Sungguh! Saya lemas, namun otak saya tak berhenti berpikir. Apakah memang saya seharusnya ada disini?
Saya berusaha menanyakan pada salah satu petugas, apakah pekerja yg punya visa professional seperti saya masih harus lewat sini, dia menanyakan kepada salah satu petugas lainnya, yang sedari tadi teriak2, tolong ya ibu-ibu mohon bayaran seikhlasnya untuk para porter yang telah mengangkut barang2 anda semua!harus ikhlas ya! ( Ikhlas kok harus?? Kalau ikhlas ya gimana yang mau ngasih dong!) Lalu dia menghampiri saya dan menanyakan passport, ketika dia menanyakan apa kerja saya, dan apa yg tertera dalam visa saya, dan ketika saya bilang 'artist', dia malah mencibir!! Malah berkoar, jangan sombong jika sudah berhasil dan bla bla bla! Nah loh?!! Saya kan cuma tanya.. Saya kembali menghela nafas panjang! Ya sudah saya ikutin dulu apa kemauan si pala duit itu! Saya memberikan 5 dirham ke tangan pria otak duit itu.(Jujur sy kurang ikhlas)
Kemana mereka akan membawa saya.
Akhirnya bis yang super over kapasitas itu meninggalkan ruang tunggu TKI, menuju terminal 4 yang jaraknya ditempuh sekitar 20 menit perjalanan. Ketika sang supir rem mendadak, tas2 dan koper yang di tumpuk di belakang berjatuhan sehingga menimpa beberapa orang tkw yg duduk di dekatnya. Dahsyat! Dan Wow! Kini tas dan koper juga kardus itu tumpang tindih, menghimpit, membuat kaki saya yg sudah lelah menjadi kram.
Akhirnya bis ini tiba di terminal 4. Sebelum turun, sang supir mengingatkan, jika para porter meminta lagi uang untuk koper2 yang akan mereka bereskan, jangan kasih banyak2, karena gaji mereka sudah besar, 2,5 juta per bulan, jikalau ngasih banyak2 juga ngga bakalan manfaat, karena uangnya diapakai foya2 dan mabuk2an! Kembali saya tertegun lalu berkata wow dalam hati!
Kami dipersilahkan untuk turun, lalu kami berjejer berhadapan di belakang troli,sambil menunggu koper dan barang2 kami diangkut para porter.dan setelah mereka mengangkut barang kami, mereka bilang "bayar ya mba, seikhlasnya" mmh...
Saya kembali memberikan 5 dirham kepada salah satu dari mereka yg mengangkut koper saya.
Setelah itu para tkw antri di konter pendataan, termasuk saya.
Dan ketika giliran saya, saya menanyakan apakah memang saya harus ada disini?dan menjelaskan apa status visa saya. Petugas itu mempersilahkan saya ke ruangan 5D, ruang pengaduan masalah TKI. Ketika saya akan berjalan kesana, 3 orang wanita, dan 1 orang pria melambaikan tangannya untuk mendekat, saya bilang dari jauh, bahwa saya harus menuju ruangan itu, sambil menunjuk ruangan 5D di ujung sana. Namun, si orang2 ini tetep keukeuh. Membuat saya bingung. Lalu mereka teriak! " Barang kamu simpan sini! Sambil mata si pria itu melotot ( hey! Take it easy!) Dan ketika saya mendekat, sebelum saya menjelaskan apa yg akan saya lakukan si pria udah nyerocos, "saya yang tugas disini, jadi kamu ngikutin peraturan sini, memangnya kamu yang bikin peraturan??! ( Hey! You don't have to say that to me! Asshole!) Sambil tak henti matanya melotot. Dan tidak membuat saya takut sedikitpun! Malah jijik! Dan setelah saya menjelaskan apa yang terjadi, dia membiarkan saya melangkah menuju ruangan itu.
Di ruangan itu, saya menjelaskan, jika saya bekerja di luar bukan dari PT atau agen yang menyalurkan para tki, saya di kontrak secara personal oleh perusahaan hotel international sebagai musisi/artis. Dia hanya mengangguk, dan berkata " Ya, seharusnya kamu keluar dari terminal 2, sana balik lagi ke 2, pakai damri. (Huuufth! And damn! )
Lalu saya kembali ke pria mata melotot, dan mendorong troli saya. 'Saya disuruh kembali ke terminal 2, makasih mas" kata saya sambil memamerkan senyum kemenangan. Puas banget liat mukanya yang gondok! Kalau lu jadi semut, sana bikin lubang, gali dalem2, terus diem di dalem tanah ngga usah keluar-keluar. Saya duduk dekat pintu keluar,bersama sekuriti yang ternyata orang bandung, sambil menunggu bis berikutnya mengosongkan angkutan para tkw dan tumpukan koper2.
Seorang pria lagi menghampiri saya, dan menanyakan lagi apa maslah saya, dan lagi, kemudian, again, saya menerangkan apa yang terjadi pada saya. Pria tersebut kembali meminta saya menuju konter pendataan, untuk menulis surat jalan, yang ditanda tangani 3 nama.. Termasuk sekuriti dan ketua BNP2TKI yg tadi saya temui di ruangan 5D dan juga dia. Setelah memegang suratnya saya kembali ke tempat duduk dekat pintu masuk/keluar. Ah, saya berpikiran untuk mengisi pulsa lalu mengaktifkan service bb saya. Tapi saya urungkan niat saya. Untuk isi ulang 20 ribu, harganya 2x lipat! Jadi 40 ribu. Dan ketika saya cek harga tukar dirham ke rupiah, cuma diberi 2200 atau 2000 per 1 dirham nya. Gila! Mereka benar2 gila! Oke lah! Harga apapun di bandara akan jatuhnya lebih mahal, tapi ini jauh lebih mahal dari terminal 1 ataupun 2.
Akhirnya saya naik bis juga kembali ke terminal 2.
Dan ketika saya baru saja akan keluar menuju gerbang bea cukai seperti yg saya lakukan sebelumnya, lagi, seorang petugas BNP2TKI, yang kali ini perempuan menyetop saya. Dan menanyakan pertanyaan yang sama, dan saya juga harus menerangkan hal yang sama. "Kamu harus pulang lagi ke terminal 4" WHat????? Saya lalu menjelaskan jika saya baru saja dari sana, dan membuang waktu saya selama 2 jam lamanya. Padahal surat pengantar yang ditanda tangani sudah jelas! Wanita itu kemudian menelepon bapak2 yang tadi menyuruh saya kembali ke terminal 2. Dan akhirnya, wanita itu mengizinkan saya untuk keluar melalui pintu kedatangan international terminal 2!
Fwuuuh! Dan saya juga harus merelakan 1 liter vodka titipan teman saya dibuang di tong sampah, ketika saya melewati bea cukai. Karena alkohol yang hanya boleh dibawa hanya 1 liter saja ( itu kesalahan saya pribadi)
Sungguh! Melelahkan, body, soul and mind! Also mentally! But I learned so much! Kini saya sudah di kamar kostan lagi, terbaring lelah sambil menikmati segelas teh hangat dan roko kesayangan.
Jika saya tidak ngotot untuk menanyakan apa yang menjadi hak saya, saya akan berada disana, dipaksa untuk membeli tiket tujuan pulang saya, yang bagi saya adalah bandung, yang harganya jauh lebih Mahal, 300-350 ribu per orang nya, menghabiskan wkatu saya dengan aturan dan birokrasi yang dibuat sangat dibuat buat! Dan jika saya naik travel biasa hanya akan membayar 100 ribu saja. Dan keberangkatannya sudah pasti! Dan para TKI itu dipaksa untuk membeli tiket yang jauh lebih mahal! Juga dipaksa untuk menukar mata uang yang jauh harganya dari standard. Mau tidak mau! Harus mau! Juga perlakuan mereka yang mendiskriminasikan, juga menganggap rendah derajat mereka sebagai manusia! Mereka sudah terlalu banyak masalah saat memutuskan untuk pergi ke luar negeri untuk bekerja, mereka juga sudah menjalani proses yang saya yakin rumit saat mereka akan berangkat, lalau pada saat mereka pulang mereka masih juga tidak dipermudah? Bukankah seharusnya mereka merasa lebih nyaman di negara sendiri?merasa dilindungi orang bangsa sendiri? Bukannya malah dimakan seperti itu! Wallohuallam.. Saya tidak mengerti politik atau intrik ataupun hal licik apa yang berada di dalamnya. Sungguh saya baru menyadari, betapa menyedihkan negara tercinta saya ini. Bukan negaranya, tapi orang-orang yang kurang punya hati yang hidup di dalamnya. Birokrasi! Korupsi!
Sungguh, kejadian ini memberi pelajaran besar. Kejadian yang tidak akan pernah saya lupa!
Prihatin untuk para pahlawan devisa negeri ini!
Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments:

Post a Comment